ahh.. batal batal ! cerpen pertama batal !
ganti cerpen aja yah..
tapi.. gue benci silent readers!
check it out!
First
Only
Hope…
Lagu yang
mengingatkan pada seorang cowok yang sekarang aku kenal dekat. Dia itu adalah
seorang cowok yang bisa membuat hati ku dipenuhi oleh segala tentangnya.
Seperti seakan akan terhipnotis olehnya.
Terutama tatapannya.. Aku
sangat membenci tatapan malaikat itu. Rasanya seperti terkekang oleh sesuatu
yang berusaha menahanku agar tidak menjauh darinya. Seolah olah mata itu yang
selalu mengawasi ku dari kejauhan. Ya, tatapan yang dimiliki oleh seorang yang menjadi pangeran impianku...
Siapa yang tak kenal dia??
Bahwasanya dia adalah pemain basket bahkan menjabat sebagai ketua klub basket
disekolah ini yang memang ditakdirkan menjadi cowok idola disekolahnya. Siapa
yang menyangka bahwa akulah yang menjadi temannya setelah kami ditunjuk sebagai
perwakilan dari osis dan berada dalam bidang khusus yang sama. Bisa dibilang
ialah yang ditakdirkan menjadi partner ku. Sebenarnya awal-awal perkenalan kami
memang sungguh menyebalkan. Bayangkan, aku pertama kali bertemu dengannya yaitu
saat ia menabrakku di koridor sekolah.
#flashback
"aduh terlambat dah nih. Mana ini buku banyak banget yang harus dibawa,
dasar nenek lampir, pantesan tuh guru ga nambah tinggi (?)" ocehku
sendiri. "haish.. Ini beneran
telat?? Sepi amat" omelku setelah sampai dikoridor sekolah. Brukkk..
"eh kalo jalan liat-liat dong!"
bentak seseorang yg menabrakku itu. "ish apaan sih, bukannya bantuin, malah marah-marah udah tau sama-sama salah"
balasku. "eh elu yg waktu ospek
dipanggil kodok itu kan? Emm anak mana tuh? Oiya anak X-5 yang 'katanya'
unggulan itu kan??" tanyanya beruntun dengan menekankan kata 'katanya' disela2 kalimatnya, seakan-akan ia tidak percaya telah diciptakan kelas yang berisi para zombie rumus. Aku masih
saja membereskan bukuku saat bel pertama berbunyi.
#end flashback
***
"Ra, ke kantin yuk!" ajak Cyntia
membuyarkan lamunanku. "ahh??
Apaan?? Oh kantin? Udah bel emang?" tanyaku. "udah daritadi geblek.. Kerjaan lu bengong
mulu. Males gue nunggunya. Laper nih" cerocosnya. "yaudah yuk"
Dikantin, mataku
seperti ingin mencari-cari sesuatu. Gotcha! Itu dia.. Rafif!
"Pip!" teriakanku membuat semua mata
tertuju padaku. Rapip adalah panggilan akrabku padanya. Aku berjalan cepat
mendekati mejanya.. "apaan?? Uhuk..
Uhuk" sepertinya dia tersedak. "Nih.. tagihan dari kepsek" aku mengeluarkan selembar kertas
berisi daftar keperluan KBM. "apaan
nih??.. Uhuk.. Gila banyak banget? Siapa yg beli??" Rafif tersedak
semakin kuat setelah membaca kertas dari atas kebawah "uhukkk uhukk.." dia tersedak lagi,
untung saja mangkuk bakso itu tidak tertelannya. "ish dudul banget sih luu, kita lah yg harus nyari. Lu kemaren ngga ikut
rapat apa? Kita dapet tugas ini" . "gue kemaren ada janji maen sama temen gue, jadi gue gatau tuh"
***
Bisa stres nih..
Aku mencari semua barang yg ada didalam daftar untuk keperluan sekolah,
berhubung tugas kami di osis itu menjadi seksi kesenian yg sama sekali tidak
ada hubungannya dg "mencari barang". Apa boleh buat?..
"eh lek, tuh ditoko itu aja. Kayanya ada" sahutnya.
"oh yaudah cek aja yuk" Rafif berlari kearah toko setelah
menjitakku.
"aww. . Eh tunggu!!!" ...
"siang.." sapa sang penjaga toko
"siang pak, kami mau cari ini, kira-kira ada ngga ya?" tanyaku
sambil menyodorkan kertas. "oh, ada
ko, mau dibawa sekarang?? Nanti saya antar dengan mobil" penjaga toko itu menunjuk
kearah mobil baknya setelah membaca daftar.
-----
Tulisan
isi kertas daftar itu :
·
5 set alat peraga organ tubuh
·
10 set mikroskop bilateral
·
20 buah tabung reaksi
·
voltmeter, amperemeter,
rangkaian listrik @ 5 set
-----
-----
Huaahh.. Akhirnya, tinggal nunggu pengiriman
barang disekolah. Semua clear!
*Belum lama setelah aku melangkahkan kaki kearah
Laboratorium sekolah..*
brukkk.. *suara barang jatuh*
"yah. . patah"
*suara Rafif dengan nada memelas*
Aku menoleh
kebelakang dan seketika berteriak..
"aaaaa... Rapiiiiiip!!!"
"i.. i.. iini
jatoh tadi, Ra, maaf deh ya" katanya sambil mnggaruk belakang
kepalanya.
"aaaaa.. masa
beli lagi????!"
"hehehe."
***
Aku berharap hari ini aku tidak telat seperti sebelumnya,
obsesi ku itu parah sekali ya??
Padahal jam dinding kamarku sudah menunjukkan pukul 6.30
pagi.
Bergegas aku memasukkan buku ku tanpa megeceknya ulang,
bersiap-siap dan mandi, kemudian berlari keruang makan menyambar setangkup roti
yg disiapkan mama.
"Ma, aku sarapan
disekolah aja ya" kataku sambil mencium pipi mamaku.
"Reno mana?? yah
ditinggal " nadaku memelas.
"kamu sih lamanya
kebangetan. udah, bareng papa aja, mobilnya masih diluar tuh" kata
mama. "yah, tapi kan Papa nyupirnya
lama, Ma"
"yaudahlah,
daripada kamu jalan kaki??" kata-kata mamaku cukup membuatku luluh dan
berpikir keras.
"yaudah deh Ma,
Rissa bareng Papa aja. dah Mamaa!"
***
Kedatanganku bertepatan dengan bunyi bel aneh itu.
Aku sebut aneh, karena memang benar-benar aneh. Sekolah mana
yg menggunakan bel berbunyi suara kereta api menjijikan itu selain sekolahku?!
"Rissa!!"
panggil seorang cowok sembari berlari kearahku. Aku rasa itu Rafif. semua mata kembali memandang kami. Aku
tidak suka saat-saat seperti ini. "Rissa!!!
tunggu!"
"apa?"
"gue
teriak-teriak lu cuma bilang apa?. menyebalkan"
"trus maunya??
mau gue panggil 'sayang'?" aku menggodanya.
"iyuuuuh.. "
katanya mendelik.
"gamau kan?
yaudah diem. apaan manggil gue?" tanyaku dengan santai, walaupun aku
tau, aku telat 5 menit.
"itu, bon tagihan
alat-alat 2 hari yg lalu ada di elu kan?, kepala sekolah mau cek"
"ahh?? bon? bon
apa??.. oh iya! ada dibaju gue, Pip" kataku sambil menepuk jidat.
"yah
terus?"
"besok bisa ngga?"
"emm..
yaudah,tapi lu bilang ke kepsek sendiri yaa? gue nyampein ini doang. daaah!
" dia berlari meninggalkanku yg terdiam.
yang benar saja?? menghadap kepsek untuk keteledoranku??
aish..
"jangan bengong!
udah bel itu. kelas lu masih jauh" dia berteriak membuat ku tersadar
dan ikut berlari ke arah kelasku...
***
ini buat tester dulu, kalo mau tau ya comment ! *penulis murkaa!!
hehehe, tapi penulis masih baik kok ^^
Followers nya harus nambah!
lihat episode berikutnya...
No comments:
Post a Comment