8.24.2014

Cermin


Tak pernah berharap untuk berlaku seperti itu, tak sampai tuk bertahan dan memulai sesuatu yang memang tak seutuhnya diinginkan. Berlalu begitu lambat, seperti layar yang terhambat begitu dibentangkan. Ingin sekali menolak untuk berlayar, meneruskan arah angin bertiup, namun layar itu terbentang seketika saat sampai ku berpikir untuk berbalik arah tujuan.
Tak pernah ingin untuk berdiam diri, karena itu bukanlah jati diri. Tak mampu untuk menggapai bintang dilangit, karena setiap kilaunya hanya bisa dilihat.
Semua hal adalah nyata, terlihat, terasa begitu hebat, namun menolak adalah jalan buruk yang menyenangkan. Terlalu mudah. Tak perlu melihat sakit yang dibuatnya. Meskipun setiap detik penyesalan kan nyata tamparannya. Cermin, kenyataan yang sesungguhnya anggun akan terbayang buruk saat pikiranmu menjebak.
Maafkan karena aku menolak, bukannya aku takut akan masa yang kuhadapi kelak, namun aku memang sengaja untuk tetap melalui segala keterbalikannya. Bahwa aku tak begitu suka dengan kepalsuan sempurna yang mereka buat dengan indahnya.
Dan aku tak mau orang lain merasakan kepalsuan yang kubuat, dengan terpaksa.

No comments:

Post a Comment